Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

INSULINDE PARK

Insulinde Park (Taman Lalu Lintas “Ade Irma Suryani Nasution” sejak 1966) adalah taman yang indah, asri dan unik di Kota Bandung sejak dibangun hingga sekarang. Semula ia adalah lapangan militer, taman kota, lalu menjadi tama n tropis hingga zaman kolonial berakhir. Sebagai taman tropis, di dalam areanya tumbuh berbagai jenis pohon tropis yang kini tergolong langka, seperti pohon sosis, sepatu dewa, samolo, dan sebagainya. Setelah berubah menjadi Taman Lalu Lintas (diresmikan pada 1958)—taman yang diniatkan untuk pendidikan berlalu lintas bagi anak-anak di Kota Bandung—kebutuhan arena bermain bagi anak-anak dan kebutuhan sejumlah bangunan penunjang “memaksa” banyak jenis tumbuhan tropis ditebang. Citra sebagai taman tropis yang asri dan unik pun memudar. Dalam buku Insulinde Park ini, pembaca diajak untuk menengok sejarah pembangunan taman yang unik itu, sejak lahirnya ide, realisasi hingga kondisinya sekarang. Di samping itu pembaca juga dapat mengetahui sejarah tentang bangunan

TJITAROEMPLEIN

Tjitaroemplein (Lapangan Citarum Bandung)—bukan Taman Citarum—dahulu adalah salah satu lapangan di Kota Bandung yang cukup luas dan memiliki nilai sejarah, khususnya terkait dengan Stasiun Radio Malabar—pemancar gelombang radio pertama untuk telekomunikasi antara Hindia-Belanda dan Belanda pada zaman kolonial. Di Lapangan Citarum, di mana lokasi Taman Citarum dan lingkungannya sekarang merupakan bagian darinya, berdirilah monumen untuk memperingati keberhasilan stasiun tersebut melakukan hubungan komunikasi dengan Belanda. Selain sejarah cemerlang telekomunikasi Hindia Belanda yang diabadikan dalam Monumen Stasiun Radio Malabar yang dibangun di Tjitaroemplein, dalam buku ini juga mengungkap sejarah sejumlah bangunan dan situasi lingkungan di sekitar lapangan tersebut pada zaman baheula sampai ayeuna.  Sudarsono Katam;  Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 100 hlm.

GEMEENTE HUIS

Gemeente Huis (Balai Kota) Bandung adalah salah satu bangunan bernilai sejarah dan memiliki nilai arsitektur klasik yang tinggi di Kota Bandung pada masanya. Sebelum dibangun menjadi Gemeente Huis , konon, merupakan gudang kopi milik Asisten Residen wilayah Priangan pada waktu itu. Dulu Taman Merdeka (Taman Dewi Sartika) yang berada di dalam komplek perkantoran Pemerintah Kota Bandung sekarang sudah menjadi kebun yang asri dengan pepohonan rindang yang banyak dikunjungi warga kota untuk berekreasi. Bukan hanya sejarah bangunan dan pemerintahan Kota Bandung yang dikaji dalam buku Gemeente Huis ini, melainkan juga sejarah keberadaan sejumlah bangunan di seputar Gemeente Huis dan situasi lingkungannya pada saat itu serta kondisinya dewasa ini. Sudarsono Katam;  Cetakan I, 2014;  14,5 x 21 cm;  140 hlm.

SISTEM KERUKUNAN DALAM REGU PENGGALANG

Buku Sistem Kerukunan dalam Regu Penggalang merupakan saduran dari buku Patrol System karangan Roland Philips, yang sengaja istilah-istilahnya telah disesuaikan dengan istilah-istilah yang berlaku di dalam Gerakan Pramuka di Indonesia. Sistem Patroli atau “Sistem Kerukunan dalam Regu Penggalang” adalah suatu cara bekerja sama dengan akrab dan cinta kasih, yang merupakan metode pendidikan dalam kepanduan dan digunakan sebagai cara bekerja dan berorganisasi. Cara bergerak, berlatih, dan bekerja yang menggunakan kelompok-kelompok kerukunan anak-anak dan pemuda sebagai satuan gerak atau tugas, dipimpin oleh salah seorang anak yang menjadi kepala kerukunan, namun tanggung jawabnya dipegang oleh seorang Pembina.   Idik Sulaeman;  Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 72 hlm.

KURSUS KADER PEMIMPIN REGU

Idik Sulaeman Bagi para Pembina Penggalang baru, mungkin cukup sulit untuk bisa me­latih Pemimpin Regu. Buku Kursus Kader Pe­mim­­pin Regu ini akan membantu para Pembina Penggalang. Kursus Kader Pemimpin Regu dapat di­selenggarakan oleh Kwartir Ranting secara seka­ligus untuk 32–40 orang Pemimpin Regu. Buku ini mencoba menyajikan hal-hal po­kok yang harus dikuasai oleh para Pemimpin Regu. Sengaja tidak disajikan secara terperinci, agar para Andalan Putra/Putri dan Andalan Latihan serta Pelatih dapat meleng­kapi­nya dengan daya cipta atau kreasi barunya masing-masing.  Dengan mengikuti Kursus Pemimpin Regu, mutu keca­kap­an para Pe­mimpin Regu niscaya dapat meningkat dan pa­sukan-pa­sukan Penggalang pun akan maju pesat.   Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 72 hlm.; Rp 20.000,-

PEDOMAN PEMBINA PRAMUKA

Idik Sulaeman   Buku Pedoman Pembina Pramuka menyajikan hal-hal mendasar yang harus diketahui oleh para Pembina Pramuka me­ngenai organisasi dan pelaksanaan kegiat­an kepramukaan. Secara singkat namun lengkap, buku ini membahas hal-hal pen­ting dalam penyelenggaraan kegiatan di Perindukan Siaga, Pasukan Pengga­lang, dan Ambalan Penegak. Tidak hanya menyinggung masalah pengelolaan or­gani­sasi, keuangan, dan kecakapan dalam tiap-tiap ke­lompok tersebut, buku ini juga menyajikan hal-hal yang unik dalam tiap-tiap kelompok tersebut. Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 68 hlm.; Rp 18.000,-

PERMAINAN SIAGA PUTRA

Idik Sulaeman Tidak sedikit para Pembina atau Pembantu Pembina Siaga yang mengeluh, karena kehabisan acara latihan yang harus diberikan ke­pada anak didiknya. Hal ini sangat wajar karena seorang Pembina Pra­muka bukanlah ensiklo­pedi berjalan. Le­bih-lebih bagi para Pembina yang baru dan belum berpengalaman dalam meman­du. Biasanya sumber inspirasi acara latih­an didapat dalam kursus-kursus Pembina Pramuka, sedang­kan kursus-kursus itu pa­da hakikatnya tidak di­mak­sudkan untuk mencontohkan aneka ragam latihan, melainkan lebih banyak memberikan penjelasan metodik dalam membina anak dan mengorganisasikannya. Buku Permainan Siaga Putra mencoba merangsang daya cipta seorang Pembina untuk mengembangkan mata acara latihan yang ada dan kemu­dian menyusunnya dalam ben­tuk acara latihan yang baru. Con­toh-contoh acara latihan di­su­sun untuk latihan Siaga putra meskipun banyak di antara­nya yang dapat pula dilakukan oleh para Siaga putri.   Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 120 hlm.; Rp 29.0

MENEMPUH KECAKAPAN SIAGA MULA

Idik Sulaeman   Untuk dapat mengenakan pa­kaian seragam Pramuka Siaga dengan seta­ngan atau pita leher Merah Putih dan baret cokelat menghias kepala, para Siaga harus memenuhi syarat-syarat kecakapan terten­tu. Setelah me­nyatakan dirinya siap, para calon Siaga harus mempelajari segala se­suatu yang perlu diketahui dan kemudian bersedia untuk diuji mengenai hal itu. Buku Menempuh Kecakapan Siaga Mula menyajikan ber­bagai ketentuan yang harus dikuasai oleh para calon Siaga. Setelah ketentuan-ketentuan itu dapat dipenuhi barulah para calon Siaga dapat dilantik dan diperkenankan untuk mengenakan seragam dan setangan Merah Putih.   Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 48 hlm.; Rp 15.000,-

UPACARA DALAM KESIAGAAN

Idik Sulaeman Buku Upacara dalam Kesiagaan menyajikan pelbagai jenis upacara yang diselenggarakan dalam Perindukan Siaga dan tata cara melaksanakannya. Secara terperinci dibahas mengenai enam macam upacara dalam Kesiagaan, yaitu upacara pembukaan dan penutupan latihan, upa­cara penerimaan calon siaga, upacara  pe­lantikan, upacara pemberian tanda keca­kapan, dan upacara kenaikan Siaga ke Pasukan Penggalang. Setiap upacara tersebut, disajikan secara terperinci lang­kah demi langkah, sehingga mudah diikuti dan diterapkan oleh Pembina maupun anak-anak binaannya.   Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 54 hlm.; Rp 16.000,-

METODE KESIAGAAN

Idik Sulaeman   Buku Metode Kesiagaan membahas antara lain mengenai bagaimana kesi­a­gaan itu lahir, apa dasar dan meto­denya, bagaimana cara membina Siaga yang baik, dan bagaimana cara menyajikan kesiagaan. Hal itu untuk mengingatkan kembali pa­ra Pem­bina yang bergerak dalam kesi­aga­an agar secara sadar mengetahui bah­wa mereka bukan sekadar mengasuh dan memimpin per­ma­inan dan kegiatan, tetapi lebih dari pada itu, mereka adalah mem­bina anak-anak, yang berarti mengem­bangkan potensi yang telah ada pada diri anak. Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 44 hlm.; Rp 15.000,-

PENOLONG PEMBINA SIAGA

Idik Sulaeman Buku Penolong Pembina Siaga merupakan buku utama bagi para Penuntun (Pembina dan Pembantu Pembina Siaga), karena di dalamnya dimuat secara leng­kap pokok-pokok dasar pendidikan kepan­du­an dalam go­longan Siaga. Para Pembina dan mereka yang bermi­nat untuk terjun mem­bina langsung anak-anak yang berusia 7-11 tahun dapat de­ngan mudah mencari ketentuan-ke­ten­tuan me­ngenai Kesia­gaan dalam buku ini. Dengan bekal pengetahuan tersebut, secara minimal para Penuntun dapat dengan mantap me­lakukan usaha pembi­naan terhadap para Siaga yang dengan sendirinya akan menaikkan taraf mutu hasil binaannya. Buku ini dilengkapi pula dengan Pe­tunjuk Permainan Siaga, yang disusun secara terperinci dan berupa ketentuan-ketentuan. Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 72 hlm.; Rp 18.000,-

MENGENAL GERAKAN PRAMUKA

Idik Sulaeman Mengenal Gerakan Pramuka mencoba mema­parkan mengenai penting­nya Gerakan Pramuka, sebab tidak sedikit yang me­nyang­ka bahwa perkumpulan ini hanyalah badan penitipan atau badan peng­a­suh anak belaka. Padahal sesung­guh­nya Gerakan Pramuka adalah suatu lem­­baga kepanduan yang sangat berman­faat bagi anak-anak dan pemuda. Buku ini merupakan suatu pengantar yang disajikan se­cara ringkas namun leng­kap, dengan tujuan agar pembaca­nya dapat segera mengenal tentang Gerakan Pra­muka. Se­telah membaca buku ini, niscaya akan timbul penger­tian yang positif tentang pendi­dikan kepanduan yang diseleng­garakan oleh Gerakan Pramuka. Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 48 hlm.; Rp 15.000,-