Langsung ke konten utama

TJITAROEMPLEIN


Tjitaroemplein (Lapangan Citarum Bandung)—bukan Taman Citarum—dahulu adalah salah satu lapangan di Kota Bandung yang cukup luas dan memiliki nilai sejarah, khususnya terkait dengan Stasiun Radio Malabar—pemancar gelombang radio pertama untuk telekomunikasi antara Hindia-Belanda dan Belanda pada zaman kolonial. Di Lapangan Citarum, di mana lokasi Taman Citarum dan lingkungannya sekarang merupakan bagian darinya, berdirilah monumen untuk memperingati keberhasilan stasiun tersebut melakukan hubungan komunikasi dengan Belanda.
Selain sejarah cemerlang telekomunikasi Hindia Belanda yang diabadikan dalam Monumen Stasiun Radio Malabar yang dibangun di Tjitaroemplein, dalam buku ini juga mengungkap sejarah sejumlah bangunan dan situasi lingkungan di sekitar lapangan tersebut pada zaman baheula sampai ayeuna. 

Sudarsono Katam; Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 100 hlm.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ALBUM BUAHHATIKU

Sajak-sajak Ready Susanto jernih, memikat, bersahaja, dan bernas. Dia tidak memberikan Hamparan kata-kata yang sulit dipahami. Membaca sajak-sajaknya seolah membaca petuah-petuah bijak yang dapat dicerna secara langsung diterima oleh logika-rasio. Kesan apa adanya, kebersahajaan komunikasi yang ditampilkannya membuat sajak-sajaknya berinteraksi baik dengan pembacanya. Sehingga tidak terjadi kebingungan untuk menarik kesimpulan dan makna bagi pembaca. - Eko Putra, Dalam Berita Pagi, Minggu, 3 Mei 2009 Bejana, 2007; 14,5 x 21 cm; 68 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak

MENJADI SAWAH

Rosid dalam kronik, kritik, dan konsepsi seni Dilengkapi dengan foto-foto lukisan Kiblat Buku Utama, 2007; 14,5 x 21 cm; 64 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak

DOA ANGKATAN KAMI

Hingga batas tertentu, sajak-sajak Yayat dalam ketiga kumpulannya ini barangkali dapat dilihat sebagai sejenis komentar politik tersendiridalam arti, menyiratkan ikhtiar untuk mewadahi tanggapan subjektif pemirsa atas gejala sosial politik di sekelilingnya dari waktu ke waktu. Sebagai penyair, Yayat rupanya percaya pada kekuatan sajak. Bahkan ia menemukan perwujudan wahyu sajak. Mataair, 2005; 14,5x21; 104 hal.; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak