Langsung ke konten utama

SI GOLOK PANJANG

"Jangan bergerak!" Cece dan Junus berbareng meloncat dari solokan. Orang itu terkejut, menengok ke kanan sambil mencabut goloknya. Tapi belum sempat ia mencabut goloknya, tangan yang memegang hulu golok itu sudah keburu dipukul dengan penggaris bulat oleh Cece yang melindungi kepala dan mengelak ke kiri menghindari tinju kiri orang yang mendudu hendak menyerangnya. Bersamaan waktunya dengan saat tinju kirinya menyerang angin, kaki kirinya disapu oleh Junus, maka orang itu terbanting mencium lantai. Cece menubruk untuk merampas goloknya, tapi sebuah sepakan memapaknya di dada sehingga kalau saja ia tak segera memutar tubuhnya, mau tidak mau napasnya berhenti. Orang itu bangkit hendak berdiri; tapi ketika hendak mencabut goloknya lagi, ia menjadi ragu dan batal,


Kiblat Buku Utama, 2018; 14,5 x 21 cm; 112 hal; Softcover
Beli di TokopediaLazada, dan Bukalapak

Postingan populer dari blog ini

WAYANG GOLEK SUNDA

Wayang golek Sunda, seperti jenis-jenis wayang lainnya, merupakan alat komunikasi pandang-dengar yang telah lama akrab dengan audiensnya, khususnya audiens etnis Sunda. Berbagai tuntunan dikemas dalam tuturan para dalang. Namun, boneka golek selama ini baru dinikmati sebatas sebagai alat perupaan cerita saja. Padahal, rupa boneka golek, secara visual, yang mencakup sikap, kepala, warna wajah, pola garis alis, mata, hidung, kumis dan mulut, melambangkan watak setiap tokoh golek. Dalam buku ini, rupa tokoh golek purwa, khususnya dalam cerita Mahabharata, ditelaah secara mendalam berdasarkan kajian estetik orang Indonesia, khususnya Jawa dan Sunda, yang tetap mengacu pada satu wujud yang taat-pakem cerita wayang. Kiblat Buku Utama, Cet. II, 2020; 14,5 x 21 cm; 236 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak

TUKANG KUDA KAPAL LA PROVIDENCE

Georges Simenon Penemuan mayat wanita, korban pembunuhan misterius, mengguncangkan desa Dizy. Komisaris Maigret baru saja mengenal keadaan desa, sistem pengaturan transportasi, dan kapal-kapal beserta orang-orangnya, ketika pembunuhan yang kedua terjadi…. Cetakan I, 2008; 11 x 17,5 cm; 192 hlm.; Rp 30.000,-

PSIKOLOGI SENI

Irma Damajanti Mengapa sejumlah orang—seperti pelukis Pi­casso, sastrawan Shakespeare, penemu Tho­mas Alva Edison, ilmuwan Albert Einstein, dan komedian Charlie Chaplin—begitu kreatif dan imajinatif? Padahal kreativitas dan imajinasi keba­nyakan orang hanyalah “biasa-biasa saja”. Dalam buku ini, berbagai teori dari para ahli psi­kologi termasyhur—Sigmund Freud, Carl G. Jung, Jacques Lacan, B.F. Skinner, Alfred Adler, dan Abraham Maslow—khususnya berkenaan de­ngan “kreativitas” dalam ranah seni dan ilmu, diuraikan secara lengkap dan komprehensif. Cetakan II, 2013; 14,5 x 21 cm; 128 hlm.; Rp 35.000,-