Langsung ke konten utama

KALENDER SUNDA

Hanya sedikit sekali pakar astronomi di lingkungan PT dan pakar ilmu falak di lingkungan pesantren yang mengenal keberadaan kalender Sunda, yaitu sistem penanggalan yang lahir di lingkungan budaya Sunda dan dikreasi oleh orang Sunda pada masa lalu. Bahkan kalender ini dipakai setidaknya di lingkungan kerajaan dan terabadikan dalam naskah dan atau prasasti yang terkait dengannya.

Kalender Sunda menggunakan kedua sistem perhitungan waktu (hari, bulan, dan tahun)—matahari (Matahari) dan bulan (Bulan)—tanpa menggabungkan keduanya, sehingga dikenal dua istilah: kala Saka Sunda dan kala Caka Sunda. Dalam buku ini, pembaca dapat membandingkan—melalui pajangan astronomi—penanggalan yang diciptakan oleh suku Sunda ini dengan penanggalan Masehi dan Hijriah, yang ternyata memiliki akurasi yang jauh lebih tinggi. Penulisnya adalah alumnus Fakultas Syari'ah IAIN (UIN sekarang) Walisongo Semarang, pegiat-peminat astronomi sekaligus pengajar ilmu syariah di Minhajut Thalibin, Patokbeusi, Subang.

Kiblat Buku Utama, 2017; 14,5 x 21 cm; 112 cm; Softcover
Beli di TokopediaShopeeLazada, dan Bukalapak

Postingan populer dari blog ini

ALBUM BUAHHATIKU

Sajak-sajak Ready Susanto jernih, memikat, bersahaja, dan bernas. Dia tidak memberikan Hamparan kata-kata yang sulit dipahami. Membaca sajak-sajaknya seolah membaca petuah-petuah bijak yang dapat dicerna secara langsung diterima oleh logika-rasio. Kesan apa adanya, kebersahajaan komunikasi yang ditampilkannya membuat sajak-sajaknya berinteraksi baik dengan pembacanya. Sehingga tidak terjadi kebingungan untuk menarik kesimpulan dan makna bagi pembaca. - Eko Putra, Dalam Berita Pagi, Minggu, 3 Mei 2009 Bejana, 2007; 14,5 x 21 cm; 68 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak

WAYANG GOLEK SUNDA

Wayang golek Sunda, seperti jenis-jenis wayang lainnya, merupakan alat komunikasi pandang-dengar yang telah lama akrab dengan audiensnya, khususnya audiens etnis Sunda. Berbagai tuntunan dikemas dalam tuturan para dalang. Namun, boneka golek selama ini baru dinikmati sebatas sebagai alat perupaan cerita saja. Padahal, rupa boneka golek, secara visual, yang mencakup sikap, kepala, warna wajah, pola garis alis, mata, hidung, kumis dan mulut, melambangkan watak setiap tokoh golek. Dalam buku ini, rupa tokoh golek purwa, khususnya dalam cerita Mahabharata, ditelaah secara mendalam berdasarkan kajian estetik orang Indonesia, khususnya Jawa dan Sunda, yang tetap mengacu pada satu wujud yang taat-pakem cerita wayang. Kiblat Buku Utama, Cet. II, 2020; 14,5 x 21 cm; 236 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak

HIKAYAT SIDARTA GAUTAMA

Suatu malam purnama Sidarta pergi. Dengan iringan para Dewa dia menuju Bodhimanda. Di bawah naungan sebatang pohon bodhi Sidarta bertapa, bersemadi. Dia berusaha menemukan hakikat kesempurnaan hidup. Beribu-ribu godaan datang! Bidadari jelita, jin siluman, hantu, dan setan muncul berulang-ulang. tuntutan cobaan dan ancaman menimpa, namun tidak menggoyahkan tapa Sidarta. Dalam semadi ia berusaha membuka rahasia dunia dan alam semesta, teka-teki hidup manusia. Dia ingin mencapai kebahagiaan sejati dan terbebas dari kesengsaraan. Kiblat Buku Utama, 2018; 14,5 x 21 cm; 74 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak