Langsung ke konten utama

PEDOMAN DAN TATA CARA PENYEMBELIHAN HEWAN HALAL

Drs. Purwanto, B.Sc.
Tidak semua binatang yang halal bagi kaum Muslim dapat begitu saja dimakan daging-nya oleh kaum Muslim. Binatang tersebut harus disembelih terlebih dahulu. Untuk menyembelihnya pun tidak asal memotong leher binatang itu, tetapi harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang disyariatkan oleh syariat Islam, mulai dari penyiapan binatang yang akan disembelih, orang yang akan menyembelih, alat sembelih hingga penanganan setelah penyembelihan bahkan pemasakan dan penyajiannya.

Buku ini membahas secara ringkas namun padat ketentuan-ketentuan umum mengenai makanan dan binatang halal dalam ajaran Islam serta pedoman dan tata cara penyembelihan binatang halal secara Islam, baik untuk penyembelihan perseorangan maupun di Tempat/Rumah Pemotongan Hewan (T/RPH)

Cetakan I, 2007; 13 x 19 cm; 148 hlm.; Rp 25.000,-

Komentar

chayra mengatakan…
thanks for your information, dont forget to visit airlangga university website https://www.unair.ac.id/2022/07/04/pusat-halal-gandeng-ukmki-unair-beri-pelatihan-juru-sembelih-halal-dan-profesional/

Postingan populer dari blog ini

ALBUM BUAHHATIKU

Sajak-sajak Ready Susanto jernih, memikat, bersahaja, dan bernas. Dia tidak memberikan Hamparan kata-kata yang sulit dipahami. Membaca sajak-sajaknya seolah membaca petuah-petuah bijak yang dapat dicerna secara langsung diterima oleh logika-rasio. Kesan apa adanya, kebersahajaan komunikasi yang ditampilkannya membuat sajak-sajaknya berinteraksi baik dengan pembacanya. Sehingga tidak terjadi kebingungan untuk menarik kesimpulan dan makna bagi pembaca. - Eko Putra, Dalam Berita Pagi, Minggu, 3 Mei 2009 Bejana, 2007; 14,5 x 21 cm; 68 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak

MENJADI SAWAH

Rosid dalam kronik, kritik, dan konsepsi seni Dilengkapi dengan foto-foto lukisan Kiblat Buku Utama, 2007; 14,5 x 21 cm; 64 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak

DOA ANGKATAN KAMI

Hingga batas tertentu, sajak-sajak Yayat dalam ketiga kumpulannya ini barangkali dapat dilihat sebagai sejenis komentar politik tersendiridalam arti, menyiratkan ikhtiar untuk mewadahi tanggapan subjektif pemirsa atas gejala sosial politik di sekelilingnya dari waktu ke waktu. Sebagai penyair, Yayat rupanya percaya pada kekuatan sajak. Bahkan ia menemukan perwujudan wahyu sajak. Mataair, 2005; 14,5x21; 104 hal.; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak