Salah satu ciri seni rupa tradisional Islam adalah produknya yang mencerminkan semangat keimanan yang diinginkan secara estetika. Batik, khususnya batik pesisiran—yaitu batik dengan ragam hias khas pesisir utara Pulau Jawa—dianggap sebagai salah satu produk seni rupa tradisional Islam. Pengembangan batik pesisiran yang diupayakan para wirausahawan muslim dari kalangan santri, tak pelak lagi, tergerakkan dan tersemangati oleh keimanan (tauhid). Pencerminan nilai-nilai keislaman pada cara para wirausahawan santri mengelola usahanya dan pada rupa produknya, dalam hal ini, ragam hias batik. Dalam buku ini kita akan menemukan informasi tentang jejak-jejak keimanan (tauhid), nilai-nilai esensial ajaran Islam, dan nilai-nilai kepesantrenan pada usaha pembatikan di pesisir utara Pulau Jawa tersebut.
Kiblat Buku Utama, Cet. II, 2020; 14,5 x 21 cm; 340 hal; Softcover; Segel
Dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks dan berbagai musibah datang silih berganti menimpa diri dan keluarga kita serta bangsa ini, seharusnya kita selalu ingat kepada Sang Khalik, di antaranya dengan banyak membaca doa. Berdoa dengan ayat-ayat Al-Qur'an sebagai mukjizat Rasulullah Saw.—yang dikumpulkan dalam buku ini—secara rutin diajarkan oleh KH Muhammad Sudjai, pendiri Pondok Pesantren Al-Jawami, agar dia-malkan setiap ba'da shalat fardhu atau sekurang-kurangnya ku-rangnya dibaca ba'da shalat subuh dan maghrib, baik sedang di rumah maupun dalam perjalanan. Makna dari ayat-ayat Al-Qur'an ini adalah seba-gai doa untuk menolak bala (ayat hiriz) dan memohon rizki (ayat rizki), semoga kita dijauhkan dari musibah dan penyakit yang berkepanjangan serta dimudahkan memperoleh rizki, ilmu, dan karir menuju kesejah-teraan. Tak hanya kalangan tokoh pesantren yang sering mengamalkan dan merasakan manfaatnya, para pun dapat mengamalkan ayat-ayat pembaca ini sebagai doa