Langsung ke konten utama

MAJALAH SUNDA: RAGAM JURNALISTIK SUNDA MELAWAN KOMUNIS

Salah satu akibat negatif dari teknologi informasi yang sedemikian majunya adalah maraknya informasi bohong (hoaks) dalam media sosial yang membuat khalayak bingung. Jika dipercaya begitu saja informasi semacam itu bisa mengakibatkan pengambilan kesimpulan yang salah. Bahkan media tradisional seperti media cetak, media elektronik atau media online, dalam menyampaikan opini kepada publik seringkali kurang memperhatikan kaidah jurnalisme yang paling dasar karena lebih memihak kepentingan golongannya sendiri.
Majalah Sunda, meskipun usianya singkat, hanya kurang dari tiga tahun (1965-1967), tetapi dalam masa-masa situasi sosial politik yang membingungkan, telah menunjukkan betapa pentingnya idealisme dalam menunjukkan fakta yang akurat dan tidak ditumpangi oleh bahaya sewaktu-waktu, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk jalan bagi para pembacanya.
Buku ini ditulis oleh Abdullah Mustappa (wartawan senior, kolumnis, sastrawan) yang mengaitkannya dengan situasi mutakhir yang terbilang tidak seimbang dalam mengungkap lagi kejadian-kejadian yang berlangsung pada tahun-tahun 1960-an itu.

Abdullah Mustappa; Cetakan I, 2017; 14,5 x 21 cm.; 200 hal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ALBUM BUAHHATIKU

Sajak-sajak Ready Susanto jernih, memikat, bersahaja, dan bernas. Dia tidak memberikan Hamparan kata-kata yang sulit dipahami. Membaca sajak-sajaknya seolah membaca petuah-petuah bijak yang dapat dicerna secara langsung diterima oleh logika-rasio. Kesan apa adanya, kebersahajaan komunikasi yang ditampilkannya membuat sajak-sajaknya berinteraksi baik dengan pembacanya. Sehingga tidak terjadi kebingungan untuk menarik kesimpulan dan makna bagi pembaca. - Eko Putra, Dalam Berita Pagi, Minggu, 3 Mei 2009 Bejana, 2007; 14,5 x 21 cm; 68 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak

MENJADI SAWAH

Rosid dalam kronik, kritik, dan konsepsi seni Dilengkapi dengan foto-foto lukisan Kiblat Buku Utama, 2007; 14,5 x 21 cm; 64 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak

HIKAYAT SIDARTA GAUTAMA

Suatu malam purnama Sidarta pergi. Dengan iringan para Dewa dia menuju Bodhimanda. Di bawah naungan sebatang pohon bodhi Sidarta bertapa, bersemadi. Dia berusaha menemukan hakikat kesempurnaan hidup. Beribu-ribu godaan datang! Bidadari jelita, jin siluman, hantu, dan setan muncul berulang-ulang. tuntutan cobaan dan ancaman menimpa, namun tidak menggoyahkan tapa Sidarta. Dalam semadi ia berusaha membuka rahasia dunia dan alam semesta, teka-teki hidup manusia. Dia ingin mencapai kebahagiaan sejati dan terbebas dari kesengsaraan. Kiblat Buku Utama, 2018; 14,5 x 21 cm; 74 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak