Langsung ke konten utama

INSULINDE PARK

Insulinde Park (Taman Lalu Lintas “Ade Irma Suryani Nasution” sejak 1966) adalah taman yang indah, asri dan unik di Kota Bandung sejak dibangun hingga sekarang. Semula ia adalah lapangan militer, taman kota, lalu menjadi tama n tropis hingga zaman kolonial berakhir. Sebagai taman tropis, di dalam areanya tumbuh berbagai jenis pohon tropis yang kini tergolong langka, seperti pohon sosis, sepatu dewa, samolo, dan sebagainya. Setelah berubah menjadi Taman Lalu Lintas (diresmikan pada 1958)—taman yang diniatkan untuk pendidikan berlalu lintas bagi anak-anak di Kota Bandung—kebutuhan arena bermain bagi anak-anak dan kebutuhan sejumlah bangunan penunjang “memaksa” banyak jenis tumbuhan tropis ditebang. Citra sebagai taman tropis yang asri dan unik pun memudar.
Dalam buku Insulinde Park ini, pembaca diajak untuk menengok sejarah pembangunan taman yang unik itu, sejak lahirnya ide, realisasi hingga kondisinya sekarang. Di samping itu pembaca juga dapat mengetahui sejarah tentang bangunan dan situasi lingkungan sekitar taman ini, pada masa dahulu dan sekarang. 

Sudarsono Katam; Cetakan I, 2014; 14,5 x 21 cm; 94 hlm.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUKANG KUDA KAPAL LA PROVIDENCE

Georges Simenon Penemuan mayat wanita, korban pembunuhan misterius, mengguncangkan desa Dizy. Komisaris Maigret baru saja mengenal keadaan desa, sistem pengaturan transportasi, dan kapal-kapal beserta orang-orangnya, ketika pembunuhan yang kedua terjadi…. Cetakan I, 2008; 11 x 17,5 cm; 192 hlm.; Rp 30.000,-

WAYANG GOLEK SUNDA

Wayang golek Sunda, seperti jenis-jenis wayang lainnya, merupakan alat komunikasi pandang-dengar yang telah lama akrab dengan audiensnya, khususnya audiens etnis Sunda. Berbagai tuntunan dikemas dalam tuturan para dalang. Namun, boneka golek selama ini baru dinikmati sebatas sebagai alat perupaan cerita saja. Padahal, rupa boneka golek, secara visual, yang mencakup sikap, kepala, warna wajah, pola garis alis, mata, hidung, kumis dan mulut, melambangkan watak setiap tokoh golek. Dalam buku ini, rupa tokoh golek purwa, khususnya dalam cerita Mahabharata, ditelaah secara mendalam berdasarkan kajian estetik orang Indonesia, khususnya Jawa dan Sunda, yang tetap mengacu pada satu wujud yang taat-pakem cerita wayang. Kiblat Buku Utama, Cet. II, 2020; 14,5 x 21 cm; 236 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak

MAHIR MEMBUAT KALENDER SENDIRI

Drs. Purwanto, B.Sc. Buku Mahir Membuat Kalender Sendiri ini disusun untuk mereka yang belum mengetahui cara untuk menghitung jatuh pada hari apakah suatu tanggal tertentu, tidak terbatas hari lahirmu saja. Misalnya hari apakah hari-hari bersejarah bangsa kita, seperti 17 Agustus 1945, 11 November 1945, 28 Oktober 1928, dan lain-lain. Dengan tabel-tabel dan rumus-rumus yang ada di buku ini, kamu sesungguhnya juga mampu membuat kalender sendiri dari sekarang hingga beberapa tahun ke depan. Untuk "mendasari" keterampilan ini, disajikan pula dasar-dasar pengetahuan mengenai kalender. Cetakan I, 2007; 14,5 x 21 cm; 46 hlm.; Rp 15.000,-