Langsung ke konten utama

PERISTIWA RENGASDENGKLOK


Her Suganda
Setiap menjelang peringatan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, pertanyaan yang se­lalu muncul adalah, bagaimanakah pengakuan terhadap ke­du­dukan Peristiwa Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945 dalam kemerdekaan Indonesia? Jawaban atas perta­nya­an ini amatlah penting, mengingat dalam peristiwa ini terlibat sejumlah tokoh penting, termasuk di antaranya Bung Karno dan Bung Hatta.
Buku ini berusaha mengajak pembaca mengikuti peristiwa demi peristiwa yang terjadi di Rengasdengklok dalam bentuk kisah sebagaimana dia­lami para pelakunya. Terutama sekali yang menyangkut peristiwa tanggal 16 Agustus 1945 dengan latar belakang se­jarah serta perkembangan wilayah Rengasdengklok. Mak­sud­nya agar pembaca memperoleh pengetahuan singkat tentang daerah ini. Ditulis secara populer berdasarkan fakta sejarah yang diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan lapangan, dan sumber literatur. Melalui jalinan kisah-kisah tersebut bisa diketahui, mengapa Peristiwa Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945 hingga kini masih menjadi “sisi gelap” dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Cetakan I, 2013; 14,5 x 21 cm; 124 hlm.; Rp 32.000,-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUKANG KUDA KAPAL LA PROVIDENCE

Georges Simenon Penemuan mayat wanita, korban pembunuhan misterius, mengguncangkan desa Dizy. Komisaris Maigret baru saja mengenal keadaan desa, sistem pengaturan transportasi, dan kapal-kapal beserta orang-orangnya, ketika pembunuhan yang kedua terjadi…. Cetakan I, 2008; 11 x 17,5 cm; 192 hlm.; Rp 30.000,-

WAYANG GOLEK SUNDA

Wayang golek Sunda, seperti jenis-jenis wayang lainnya, merupakan alat komunikasi pandang-dengar yang telah lama akrab dengan audiensnya, khususnya audiens etnis Sunda. Berbagai tuntunan dikemas dalam tuturan para dalang. Namun, boneka golek selama ini baru dinikmati sebatas sebagai alat perupaan cerita saja. Padahal, rupa boneka golek, secara visual, yang mencakup sikap, kepala, warna wajah, pola garis alis, mata, hidung, kumis dan mulut, melambangkan watak setiap tokoh golek. Dalam buku ini, rupa tokoh golek purwa, khususnya dalam cerita Mahabharata, ditelaah secara mendalam berdasarkan kajian estetik orang Indonesia, khususnya Jawa dan Sunda, yang tetap mengacu pada satu wujud yang taat-pakem cerita wayang. Kiblat Buku Utama, Cet. II, 2020; 14,5 x 21 cm; 236 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak

MAHIR MEMBUAT KALENDER SENDIRI

Drs. Purwanto, B.Sc. Buku Mahir Membuat Kalender Sendiri ini disusun untuk mereka yang belum mengetahui cara untuk menghitung jatuh pada hari apakah suatu tanggal tertentu, tidak terbatas hari lahirmu saja. Misalnya hari apakah hari-hari bersejarah bangsa kita, seperti 17 Agustus 1945, 11 November 1945, 28 Oktober 1928, dan lain-lain. Dengan tabel-tabel dan rumus-rumus yang ada di buku ini, kamu sesungguhnya juga mampu membuat kalender sendiri dari sekarang hingga beberapa tahun ke depan. Untuk "mendasari" keterampilan ini, disajikan pula dasar-dasar pengetahuan mengenai kalender. Cetakan I, 2007; 14,5 x 21 cm; 46 hlm.; Rp 15.000,-