Langsung ke konten utama

GEDUNG BANK INDONESIA BANDUNG

Sudarsono Katam
Gedung Kantor Bank Indonesia Bandung (KBI Bandung) adalah cagar budaya, yang menjadi salah satu ikon kota Bandung yang indah. Karena itu, upaya untuk menelusuri perjalanannya dari masa ke masa, seperti yang dilakukan Saudara Sudarsono Katam melalui buku ini, patut diberikan apresiasi, sebagai suatu sarana edukasi bagi para pewaris negeri.
Lewat penerbitan buku ini, diharapkan masyarakat luas akan lebih memahami seluk-beluk gedung KBI Bandung serta lingkungannya dari segi sejarah, serta estetika eksterior dan interiornya—sehingga tidak semata-mata menjadi kebanggaan insan Bank Indonesia, melainkan kebanggaan seluruh penghuni negeri, yang menjadi pemilik hakikinya. ~ Burhanuddin Abdullah
Cetakan I, 2013; 18 x 25 cm; 124 hlm.; Isi Matt paper, full color; Rp 75.000,-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUKANG KUDA KAPAL LA PROVIDENCE

Georges Simenon Penemuan mayat wanita, korban pembunuhan misterius, mengguncangkan desa Dizy. Komisaris Maigret baru saja mengenal keadaan desa, sistem pengaturan transportasi, dan kapal-kapal beserta orang-orangnya, ketika pembunuhan yang kedua terjadi…. Cetakan I, 2008; 11 x 17,5 cm; 192 hlm.; Rp 30.000,-

AYAT HIRIZ & AYAT RIZKI

Dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks dan berbagai musibah datang silih berganti menimpa diri dan keluarga kita serta bangsa ini, seharusnya kita selalu ingat kepada Sang Khalik, di antaranya dengan banyak membaca doa. Berdoa dengan ayat-ayat Al-Qur'an sebagai mukjizat Rasulullah Saw.—yang dikumpulkan dalam buku ini—secara rutin diajarkan oleh KH Muhammad Sudjai, pendiri Pondok Pesantren Al-Jawami, agar dia-malkan setiap ba'da shalat fardhu atau sekurang-kurangnya ku-rangnya dibaca ba'da shalat subuh dan maghrib, baik sedang di rumah maupun dalam perjalanan. Makna dari ayat-ayat Al-Qur'an ini adalah seba-gai doa untuk menolak bala (ayat hiriz) dan memohon rizki (ayat rizki), semoga kita dijauhkan dari musibah dan penyakit yang berkepanjangan serta dimudahkan memperoleh rizki, ilmu, dan karir menuju kesejah-teraan. Tak hanya kalangan tokoh pesantren yang sering mengamalkan dan merasakan manfaatnya, para pun dapat mengamalkan ayat-ayat pembaca ini sebagai doa ...

WAYANG GOLEK SUNDA

Wayang golek Sunda, seperti jenis-jenis wayang lainnya, merupakan alat komunikasi pandang-dengar yang telah lama akrab dengan audiensnya, khususnya audiens etnis Sunda. Berbagai tuntunan dikemas dalam tuturan para dalang. Namun, boneka golek selama ini baru dinikmati sebatas sebagai alat perupaan cerita saja. Padahal, rupa boneka golek, secara visual, yang mencakup sikap, kepala, warna wajah, pola garis alis, mata, hidung, kumis dan mulut, melambangkan watak setiap tokoh golek. Dalam buku ini, rupa tokoh golek purwa, khususnya dalam cerita Mahabharata, ditelaah secara mendalam berdasarkan kajian estetik orang Indonesia, khususnya Jawa dan Sunda, yang tetap mengacu pada satu wujud yang taat-pakem cerita wayang. Kiblat Buku Utama, Cet. II, 2020; 14,5 x 21 cm; 236 hal; Softcover Beli di  Tokopedia ,  Shopee ,  Lazada , dan  Bukalapak